Prabowo Resmikan Pabrik Hilirisasi Migas Terbesar se-Asia Tenggara, Tanda Babak Baru Industrialisasi Nasional

Nasional23 Dilihat

JAKARTA, REPUBLIX.ID – Indonesia menapaki babak baru dalam hilirisasi migas. Sebuah kompleks petrokimia raksasa kini resmi berdiri di Kabupaten Cilegon, Provinsi Banten menjadi simbol negeri ini semakin mampu mengolah sumber daya alamnya sendiri dan memperkuat kemandirian energi nasional.

Tonggak penting tersebut diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dalam peresmian New Ethylene Project milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI), Kamis (6/11/2025).

Hadir mendampingi Presiden, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, yang sebelumnya turut menjadi motor penyelesaian proyek ini ketika menjabat sebagai Menteri Investasi.

Dalam sambutannya yang dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Presiden Prabowo menegaskan bahwa hilirisasi bukan hanya soal industri, tetapi tentang kesejahteraan rakyat dan penguatan ekonomi jangka panjang.

“Hari ini Lotte, salah satu perusahaan terbesar di dunia, berinvestasi Rp65 triliun di Indonesia. Ini membawa manfaat sangat besar bagi kepentingan rakyat. Kita harus menjaga dan mengamankan investasi ini,” ujar Presiden.

Proyek yang digagas sejak 2016 ini menelan investasi sekitar USD 3,9 miliar atau setara Rp62-64 triliun, sekaligus menandai kembalinya pembangunan fasilitas Naphtha Cracker di Indonesia setelah kurang lebih 30 tahun.

Pembangunan sempat mandek selama lima tahun akibat persoalan lahan. Namun, inisiatif percepatan yang dilakukan Bahlil Lahadalia mulai dari penyederhanaan perizinan hingga pemberian insentif investasi membuat proyek ini kembali bergerak.

Pada April 2022, konstruksi resmi berjalan dan ditargetkan beroperasi penuh mulai Oktober 2025.

Ketika berproduksi optimal, fasilitas ini diproyeksikan menghasilkan 15 jenis produk petrokimia dengan nilai sekitar USD 2 miliar per tahun. Produk tersebut akan menekan impor sebesar USD1,4 miliar sekaligus menambah ekspor sekitar USD600 juta.

Bahlil menyebut pabrik ini sebagai fasilitas hilirisasi migas terbesar di Asia Tenggara.

“Dengan nilai investasi mencapai Rp63–64 triliun, ini menjadi salah satu investasi petroleum terbesar di kawasan. Bahkan lebih besar daripada fasilitas Lotte di Malaysia,” katanya.

Pabrik ini akan menghasilkan etilena, propilena, dan berbagai produk turunannya yang menjadi bahan baku penting bagi industri plastik, kemasan, tekstil, hingga otomotif.

Proyek ini juga memberi dampak sosial-ekonomi signifikan. Selama proses konstruksi hingga operasional, fasilitas diperkirakan menyerap sekitar 40 ribu tenaga kerja, baik langsung maupun tidak langsung.

Kehadirannya juga diharapkan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor petrokimia yang selama ini masih mencapai 50 persen.

Chairman LOTTE Group, Shin Dong-bin, menyebut proyek ini sebagai simbol hubungan strategis antara Indonesia dan Korea Selatan.

“Ini merupakan salah satu investasi terbesar perusahaan Korea di Indonesia. Proyek ini menjadi fondasi penting untuk memperkuat daya saing industri petrokimia nasional,” ujarnya.

New Ethylene Project menjadi pabrik petrokimia terintegrasi kedua di Indonesia setelah kompleks Chandra Asri yang dibangun sekitar tiga dekade lalu. Pemerintah berharap keberadaan fasilitas ini semakin mempertegas arah kebijakan hilirisasi yang memberi nilai tambah bagi sumber daya nasional.

Dengan peresmian ini, Indonesia menunjukkan bahwa era ekspor bahan mentah perlahan ditinggalkan, berganti dengan pembangunan industri bernilai tinggi yang memperkuat ekonomi bangsa.

Penulis : Mrh

Editor : Andi Momang

Komentar