Pemdes Mataiwoi Genjot Program Ketahanan Pangan Lewat Ternak Sapi dan Budidaya Jagung Pakan

Regional147 Dilihat

KOLAKA UTARA, REPUBLIX.ID – Pemerintah Desa (Pemdes) Mataiwoi, Kecamatan Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara terus menguatkan program ketahanan pangan dengan mengembangkan usaha ternak sapi dan budidaya jagung pakan.

Kepala Desa Mataiwoi, Muhsin menjelaskan, saat ini desanya telah memelihara sekitar 12 ekor sapi yang dikelola secara profesional dengan sistem upah berbasis hasil penjualan.

Menurut Muhsin, ternak sapi tersebut pada awalnya berjumlah tujuh ekor, kemudian ditambah lima ekor melalui dana desa yang dialokasikan khusus untuk program ketahanan pangan dan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Potret peternak sedang mengembala sapi milik Pemdes yang dikelola BUMDes sebagai program ketahanan pangan. Foto : Astar

Para penggembala sapi memperoleh upah setelah adanya hasil penjualan, baik melalui sistem bagi hasil maupun gaji yang disepakati nantinya.

“Selama ini masyarakat Kolaka Utara, khususnya di Kecamatan Ngapa, masih sangat bergantung pada pasokan sapi dari luar daerah. Kami ingin kedepan kebutuhan daging sapi lokal, termasuk untuk momen Idul adha, bisa dipenuhi dari desa sendiri,” ujar Muhsin, Sabtu (29/11/2025).

Selain ternak sapi, Pemdes Mataiwoi juga mengembangkan program ketahanan pangan berbasis jagung pakan ayam. Saat ini luas lahan tanam jagung masyarakat mencapai sekitar 50 hektare, berdasarkan jumlah bibit yang disalurkan langsung oleh desa.

Potret petani jagung usai melakukan penyemprotan hama. Foto : Astar

Muhsin menjelaskan bahwa sistem yang diterapkan cukup membantu petani. Desa menyediakan bibit jagung, dan masyarakat baru membayar biaya bibit setelah panen sesuai harga pembelian yang menggunakan dana desa.

“Bibit kami siapkan dulu, dan masyarakat bayar setelah panen. Masa tanam jagung sekitar empat bulan. Kami memilih jagung karena sejalan dengan program nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Selain itu, permintaan jagung sangat tinggi dan harganya telah ditetapkan pemerintah yaitu minimal Rp 6.000 per kilo gram,” jelasnya.

Proses panen jagung yang dilakukan oleh masyarakat Desa Mataiwoi. Foto : Astar

Pemdes Mata Iwoi berharap pengembangan dua komoditas ini sapi dan jagung pakan dapat menjadi pilar ketahanan pangan desa serta menopang kemandirian ekonomi masyarakat desa.

Penulis : Astar

Editor : Andi M

Komentar